Senin, 27 Juli 2009

Pantai Pangandaran

Kawasan Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Ciamis dan Provinsi Jawa Barat. Bahkan, kawasan yang berada di Pantai Selatan Jawa ini masuk dalam agenda kunjungan wisata Indonesia tahun 2008. Karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Budaya setempat, terus membenahi dan melengkapi berbagai fasilitas penunjang kawasan wisata Pantai Pangandaran.
Keistimewaan

Pengunjung dapat menikmati panorama alam Pantai Pangandaran yang indah dan hamparan landai pasir putih pantainya yang memesona. Dua bukit yang mengapit Pantai Pangandaran membuat angin berhembus pelan dan riak ombak lautnya relatif kecil, sehingga pengunjung nyaman melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang menggunakan ban, berperahu mengelilingi semenanjung, memancing, bersantai di pantai, atau sekadar mencerap keindahan alamnya dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut. Selain itu, pengunjung dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama.

Bagi pengunjung yang ingin menyelam, di kawasan ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang indah.

Jalan di sekitar pantai ini sudah beraspal mulus, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan tersebut dengan kendaraan bermotor atau sepeda. Bila malam tiba, pengunjung tetap akan merasa nyaman berada di Pantai Pangandaran, karena kawasan tersebut telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai.

Setiap akhir pekan, biasanya digelar pertunjukan seni tradisional Jawa Barat. Selain itu, pada bulan-bulan tertentu digelar berbagai event, seperti hajat laut nelayan Pangandaran pada bulan Maret, nyiar lumar pada bulan Juni, festival layang-layang internasional (Pangandaran International Kite Festival) pada bulan Juli, karnaval perahu hias pada bulan Agustus, lomba memancing pada bulan September, wisata lintas alam dan off road pada bulan Oktober, dan pesta perayaan tahun baru pada bulan Desember.


Nelayan Pangandaran.
(Klik untuk memperbesar).
Ya, kota kecil ini memiliki pantai yang termasuk elok dari pantai-pantai lain di Jawa Barat. Pangandaran cukup dekat dari Jakarta, sekitar 5 jam perjalanan, dan dari Bandung sekitar 4 jam perjalanan. Pada liburanku (23/12/2008), aku bertolak ke Pangandaran dari kota Banjar yang juga terletak di kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jarak dari Banjar ke Pangandaran adalah sekitar 60 km atau kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Dari kota Banjar tidak sulit untuk menuju Pangandaran, cukup bertanya ke warga sekitar atau setidaknya berjalan ke arah selatan. Di jalan utama yang menghubungkan Banjar dengan Pangandaran juga banyak terdapat papan penunjuk jalan yang mayoritas disponsori oleh Djarum Super.

Jumat, 24 Juli 2009

Mangenal Istana Negara Tampaksiring

Istana Kepresidenan Tampaksiring berada pada ketinggian lebih kurang 700 meter dari permukaan laut, berlokasi di atas perbuktian di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Pulau Bali. Merupakan satu-satunya istana kepresidenan yang dibangun masa pemerintahan Indonesia yang dibangun pada tahun 1957 – tahun 1960, sepenuhnya ditangani oleh putra-putra Indonesia, atas prakasa Presiden I Republik Indonesia : Soekarno.

Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, tampak (bermakna telapak) dan siring (bermakna miring). Menurut legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal dengan nama Tampaksiring.

Istana Tampaksiring dibangun secara bertahap, arsiteknya R.M Soedarsono. Pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira pada tahun 1957, dilanjutkan perampungan tahun 1963. Selanjutnya untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, di Bali pada tanggal 7 – 8 Oktober 2003, di bangun gedung baru dan merenovasi Balai Wantilan, bangunan pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Kori Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.

Istana Tampaksiring difungsikan disamping untuk acara-acara Presiden dan Wakil Presiden dalam hal kepemerintahan dan kenegaraan, juga peruntukan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden dan Wakil Presiden peserta keluarga, serta bagi tamu-tamu negara. Menurut catatan, tamu-tamu negara yang pernah berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, antara lain Presiden Ne Win dari Birma (sekarang Myanmar); Presiden Tito dari Yogoslavia, Presiden Ho Chi Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruschev dari Unit Soviet, Ratu Juliana dari Belanda dan Kaisar Hirohito dari Jepang.

Komplek Istana Kepresidenan Tampaksiring kini terdiri dari lima gedung utama dan satu pendapa. Dua gedung utama diberi nama Wisma Merdeka (1.200 meter persegi) dan Wisma Negara (1.476 meter persegi) yang dipisahkan oleh celah bukit sedalam lebih kurang 15 meter namun terhubung dengan jembatan sepanjang 40 meter, tiga gedung utama yang lainnya diberi nama Wisma Yudhistira, Wisma Bima, dan ruang untuk konferensi, serta Balai Wantilan.
Sumber : www.indonesia.go.id

Pantai Sanur Bali

Kalau Kuta dan Uluwatu terkenal akan matahari tenggelamnya (baca : sunset), tapi Sanur terkenal akan matahari terbitnya (sunrise).

Kalau mau jalan-jalan pagi sambil menikmati indahnya sunrise di pantai Sanur, datang aja sekitar jam 6 pagi ke sini. Oh ya, nama pantainya adalah Pantai Matahari Terbit. Sanur sendiri memiliki beberapa pantai seperti pantai Sindhu, Matahari Terbit dll.

Kalau arah perjalanan dari arah Kuta, sekitar 100 meteran setelah KFC Sanur ada belokan ke kanan yang mengarah ke pantai Matahari Terbit. Tinggal masuk, nanti ada tukang parkir berpakaian adat Bali menyambut dan meminta uang parkir (sekaligus tiket masuk). Kalau motor cukup 1000 rupiah, kalau mobil cuma 2000 rupiah.

Untuk photo-photo matahari terbit, cukup duduk di atas bebatuan yang telah disusun rapi. Terlihat pula perahu-perahu ‘parkir’ di depan kita dengan background matahari yang baru muncul itu. It’s a good view, guys! Moment-moment bagus berawal dari matahari baru muncul sampai dengan naik sedikit, matahari pun tampak malu-malu, bersembunyi di antara awan-awan pagi :). Sepertinya kita juga ‘mengintip’ untuk mengambil photo matahari yang pemalu itu.

Setelah menikmati moment-moment pagi yang indah itu, kita dapat mengalihkan perhatian ke warung-warung makanan yang jam 7 bahkan sudah buka. Pilihannya ada beberapa seperti lalapan ayam, ikan goreng, lele, bakso dll. Lumayan lah untuk sarapan pagi. Sebagai penghangat bisa menikmati teh atau jeruk hangat. Pas banget dengan suasana pagi yang masih dingin.

Jadi, tempat ini adalah tempat yang tempat yang mesti dikunjungin untuk Anda yang lagi liburan ataupun hunting photo-photo bagus.

Rabu, 22 Juli 2009


Wisata bahari yang satu ini sangat unik, karena kita akan disuguhi pemandangan multikultural antara wisata dan bisnis. Perpaduan antara wisata bahari dan alam. Disini kita bisa melihat rimbunnya hutan mangrove dan keindahan suara-suara kicauan burung.

Bagaimana mencapai Muara Angke?
Untuk bisa mencapai Muara Angke, kita harus naik kereta atau bis ke arah Kota. Sesudah itu carilah Museum Mandiri yang tidak jauh dari Stasiun Kota, dari depan museum ini, naik bis biru 02 (@Rp. 2500) dan turun di Superindo (setelah Megamall pluit). Naik angkot merah B 01 (@Rp.2000) dan turun di pokok pizza hut.Tidak jauh dari situ, terlihat gerbang PIK (Pantai Indah Kapuk), jalan sekitar 700 m dan akan melihat gerbang Suaka Marga Satwa Muara Angke.
Bila masih ragu untuk naik angkot, kita bisa taxi dari depan Museum Mandiri sampai gerbang Muara Angke, sekitar Rp. 25.000.

Walau suaka margasatwa yang terletak berdampingan dengan kawasan pemukiman elit Pantai Indah Kapuk ini merupakan suaka margasatwa terkecil di Indonesia, Suaka Margasatwa Muara Angke memiliki sekitar 30 jenis vegetasi berupa mangrove dan tumbuhan lainnya, 91 jenis burung air dan burung hutan, serta satwa lain seperti monyet dan biawak.

Satu-satunya lokasi hijau di tengah kota Jakarta yang keberadaan mangrove-nya masih dapat dirasakan dan dinikmati. Tanggal 12-13 Juli lalu, saya bersama teman-teman dari JGM (Jakarta Green Monster), mendatangi lokasi ini. JGM sudah 5 bulan menjalani monitoring keanekaragaman hayati di lokasi ini.
Pertama saya masuk ke depan gerbang Suaka Margasatwa Muara Angke, teringat beberapa tahun yang lalu saat saya memasuki lokasi ini sangat berbeda, kurangnya perawatan jembatan depan, terlihat kurang rapinya penataan kantor sampai lokasi jembatan untuk pengamatan burung. Tapi kini, perawatan sudah mulai nampak. Pintu gerbang yang di bangun secara apik menambah penampilan, kantornya pun sudah mulai banyak informasi tentang Muara Angke dan yang paling membuat saya takjub, saat jembatan untuk pengamatan burungnya sudah dibangun secara rapi. Panjang jembatan ini lebih kurang 825 m dan penempatannya pun sudah berbeda dengan yang dulu. Dan tidak kalah menariknya, sepanjang perjalanan banyak jenis-jenis burung dan kicauan yang bisa kita dengar.

Selasa, 21 Juli 2009

Pelabuhan Ratu : Antara Keindahan dan Mistis



Di balik keindahan yang terpancar, Pantai Pelabuhan Ratu juga menyimpan cerita mistis dari legenda Penguasa Pantai Selatan, Nyai Mas Ratu Dewi Roro Kidul atau sering kita dengar dengan sebutan Nyai Roro Kidul. Memang selama ini terdapat berbagai versi cerita mengenai Nyai Roro Kidul yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi esensi setiap cerita itu sama, masyarakat sekitar pantai amat percaya bahwa lautan lepas yang terlihat dari bibir pantai dihuni dan dikuasai oleh Nyi Roro Kidul dan banyak membantu masyarakat, terutama nelayan yang melaut di sana. Nyai Roro Kidul telah menjadi bagian dari hidup mereka dari generasi ke generasi. Sebagai ucapan terima kasih sang Nyai, masyarakat dan para nelayan sekitar pantai sering menggelar ritual-ritual yang sangat unik.


Pantai Palabuhanratu yang terletak l.k. 60 km arah selatan dari kota Sukabumi, adalah sebuah tempat wisata di di pesisir selatan Jawa Barat, di Samudra Hindia. Ombaknya terkenal sangat kuat dan karena itu bisa berbahaya. Pantai ini terkenal karena terdiri dari perpaduan antara pantai yang curam dan landai, batu-batu karang yang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, sehingga Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.

Di daerah itu, konon terdapat komplek makam yang salah satu dari sekian makam tersebut dipercaya adalah tempat Nyai Roro Kidul dikebumikan. Makam ini tepatnya berada 20 km dari Pelabuhan Ratu yaitu Pantai Hawu, sebuah pantai yang mempunyai tebing-tebing yang menjorok ke laut. Menurut cerita masyrakat sekitar, bahwa salah satu tebing tersebut merupakan tempat Nyai Roro Kidul menghabiskan sisa hidupnya. Saat itu, Nyai sangat tersiksa dengan penyakit yang dideritanya. Akibat sakit yang tak kunjung juga sembuh itu, ia terpaksa mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya ke laut. Ajaib…, Nyai Roro Kidul menjelma menjadi wanita yang sangat cantik dan mempunyai kesaktian mandraguna yag sangat tinggi. Di makam Ratu Penguasa Pantai Selatan ini terdapat ruangan khusus. Ruangan yang didominasi dengan warna merah itu, terdapat lukisan yang besar menggambarkan sosok Nyi Mas Ratu Dewi Roro Kidul. Selain itu, di sebelah makamnya terdapat juga Eyang Jalah Mata, Eyang Sanca Manggala dan Eyang Syeh Husni Ali.